Beberapa Permasalahan Kita
Beberapa kasus yang ditanyakan di bawah ini sesungguhnya adalah masalah kita bersama. Andapun berkesempatan untuk mengajukan permasalahan apa saja, karena sekaliannya itu juga yang akan menambah wawasan pengetahuan dan penghayatan kita terhadap Hari Sabat dan penyuciannya sebagaimana yang diajarkan di dalam ROH NUBUATAN.
(1) T a n y a : N a s i dan sebagian sayur-sayuran yang dimasak pada hari Jumat ternyata tidak semuanya mampu bertahan sampai kepada saat makan siang di hari Sabat. Kalaupun dipanaskan pada hari Sabat pagi, rasanya tidak lagi selezat semula, sewaktu pertama sekali dimasak. Bagaimanakah jalan keluarnya ?
J a w a b : Setiap ibu rumah tangga dan para juru masak seharusnya tahu dan mengerti, sayur-sayuran mana saja yang sebaiknya tidak perlu disajikan pada hari-hari Sabat mengingat daya tahannya yang terbatas. Nasi yang tidak bertahan lama dapat saja diganti dengan ketupat, atau supaya dimasak dengan menggunakan alat menanak nasi dari listrik (rice cooker) dengan pilihan waktunya yang tepat. Hamba Tuhan mengatakan :
"Sabat Tuhan adalah suatu hari istirahat dari pekerjaan. Menu makanan pada hari itu harus lebih sederhana, dan harus dimasak dalam takaran-takaran yang lebih sedikit daripada pada enam hari kerja, sebab pada hari Sabat kita tidak banyak bergerak seperti pada hari-hari lainnya di dalam minggu. Banyak orang keliru karena tidak mengendalikan diri pada hari Sabat. Oleh makan penuh pada semua jam makan seperti pada enam hari kerja lainnya, pikiran mereka menjadi kabur. Mereka menjadi bodoh, dan sering mengantuk. Sebagian orang menderita sakit kepala. Orang-orang yang sedemikian ini tidak memiliki perasaan beribadah yang sebenarnya pada hari Sabat, maka berkat dari hari Sabat itu tidak menjadi kenyataan bagi mereka." -- The Spirit of Prophecy, vol. 1, p. 226.
(2) T a n y a : Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di akhir dunia sekarang ini, tidak sedikit barang dan jasa yang telah dihasilkannya. Sekaliannya itu juga yang telah banyak memberikan berbagai kemudahan bagi kehidupan beragama kita di dunia ini. Sebagai contoh : Dengan hanya menekan tombol, maka tanpa mengeluarkan tenaga sedikitpun kita sudah dapat memperoleh air panas di Sabat pagi. Tanpa mengeluarkan keringat kita juga sudah dapat memperoleh nasi dan sayur-sayuran hangat di hari Sabat, tanpa perlu lagi membuat api untuk memanaskan makanan. Bahkan tanpa menekan tombolpun berbagai makanan dapat saja dipertahankan keawetannya di dalam lemari-lemari pendingin. Dan bahkan pakaian kotorpun sudah dapat dicuci bersih di dalam mesinnya dengan hanya dua kali menekan tombol. Berdosakah kita apabila berbagai kemudahan itu dimanfaatkan pada hari Sabat ?
J a w a b : Hamba Tuhan mengatakan : "Tuhan tidak kurang telitinya di waktu ini terhadap Sabat-Nya daripada sewaktu Ia memberikan petunjuk-petunjuk khusus di atas kepada bani Israel. IA memerintahkan mereka agar membakar apa yang hendak mereka bakar, dan merebus apa yang hendak mereka rebus pada hari ke-enam, yaitu persiapan bagi istirahat pada hari Sabat. Mereka yang lalai melakukan persiapan bagi hari Sabat pada hari ke-enam, dan yang memasak makanan pada hari Sabat, mereka itu melanggar perintah yang ke-empat, dan merupakan pelanggar-pelanggar hukum Allah. Semua orang yang benar-benar rindu untuk menyucikan Sabat sesuai dengan perintah itu, tidak akan mau memasak makanan apapun pada hari Sabat. Dalam takut akan Allah yang telah mengaruniakan hukum-Nya dari Sinai, mereka akan menolak, lalu makan makanan yang telah dipersiapkan pada hari ke-enam, sekalipun ia itu kurang melezatkan. Allah melarang bani Israel membakar dan merebus pada hari Sabat. Larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang penganut Sabat sebagai sesuatu anjuran yang sungguh-sungguh dari Jehovah kepada mereka." - Spiritual Gifts, vol. III, pp. 253, 254.
Sesungguhnya berbagai barang dan jasa hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sudah banyak yang dimanfaatkan di antara kita pada hari Sabat, baik sebagai alat pemanas maupun pendingin makanan, ataupun sebagai pemasak makanan langsung. Benar tidaknya perbuatan ini belum dapat kami jawab karena kami tidak dibenarkan untuk menghakimi jenis-jenis dosa sedemikian itu, terkecuali jenis dosa yang melawan Roh Suci. Namun perlu kami ingatkan, bahwa mencuci pakaian pada hari Sabat adalah tegas dilarang karena perbuatan yang sedemikian itu sama sekali tidak mendesak untuk dilakukan pada hari Sabat Tuhan yang suci. Akhirnya, ingin kami tambahkan, bahwa hamba Tuhan Nyonya White juga mengingatkan sebagai berikut :
"Kami akan mendesakkan kepada semua agar j a n g a n mencuci piring mereka pada hari Sabat, kalau saja ini dapat dihindari. Allah akan dipermalukan oleh setiap perbuatan yang tidak perlu dilakukan pada hari suci-Nya. Bukan saja tidak konsisten, melainkan justru sepatutnya agar piring-piring itu supaya dibiarkan sampai selesai Sabat baharu dicuci, sekiranya ini dapat diatur." - Letter 104, 1901." - Selested Messages, Book 3, p. 258.
(3) T a n y a : Bolehkah kita makan di restoran pada hari Sabat ?
J a w a b : Apabila jam untuk makan tiba, maka kita dapat saja makan di restoran, di warung, atau di mana saja yang tersedia makanan; asalkan semata-mata untuk makan. Ini berarti kita tidak diperkenankan berbelanja apapun juga untuk dibawa pulang.
(4) T a n y a : Seringkali di gereja kami tersedia banyak makanan yang ditawarkan kepada para hadirin seusai acara Sabat. Namun makanan-makanan itu pada umumnya dipersiapkan di Jumat malam atau di malam Sabat. Bolehkah kita ikut memakannya ?
J a w a b : Apabila jam untuk makan tiba, maka kita dapat saja makan dimanapun saja, tanpa menghiraukan apakah makanan itu dimasak pada hari Sabat ataupun pada hari Jumat. Namun sebagai umat Allah pemelihara Hukum, kita seharusnya ingat bahwa semua makanan kita harus dipersiapkan pada hari jumat, hari persiapan itu. Lagi pula makanan bagi hari Sabat harus sesederhana mungkin, demikian yang difirmankan Tuhan kepada hamba-Nya Nyonya White bagi kita.
(5) T a n y a : Setiba di rumah dari pekerjaan atau dari sesuatu perjalanan jauh, seringkali sudah larut malam, artinya, sudah memasuki jam-jam Sabat yang suci. Masih bolehkah kita mandi untuk membersihkan tubuh dari kotoran keringat dan debu perjalanan dan pekerjaan ?
J a w a b : Boleh saja, sebab kita harus memasuki Sabat dengan fisik yang prima dan mental yang sehat semenjak dari Sabat pagi sampai sore untuk belajar dan mengajarkan kebenaran yang tersedia. Satu-satunya hari untuk dimanfaatkan sebebas-bebasnya bagi penyelidikan kebenaran firman Allah ialah hari Sabat. Oleh sebab itu, maka jam-jam Sabat yang suci itu supaya tidak dihabiskan di tempat tidur.
(6) T a n y a : Karena kita tidak diperkenankan m a n d i pada hari Sabat, maka bolehkah baptisan diselenggarakan pada hari Sabat ?
J a w a b : Hamba Tuhan Nyonya White pernah mengatakan sebagai berikut :
"Murid-murid itu dalam melaksanakan tugas Kristus, mereka telah terlibat dalam pelayanan Allah, maka a p a yang perlu bagi penyelesaian pekerjaan ini, ia itu benar untuk dilakukan pada hari Sabat. "Kristus ingin mengajarkan kepada para murid-Nya maupun kepada musuh-musuh-Nya, bahwa melayani Allah adalah yang terutama dari semua. Tujuan dari pekerjaan Allah di dunia ini ialah menebus manusia. Oleh sebab itu a p a yang perlu dilakukan pada hari Sabat dalam menyelesaikan tugas ini, ia itu s e s u a i dengan hukum Sabat." - The Desire of Ages, p. 285.
(7) T a n y a : Bolehkah sesuatu rencana pembangunan gereja dan berbagai sumbangan pikiran dalam rangka pengadaan dananya dibicarakan pada hari Sabat ?
J a w a b : Semua perbuatan dan pekerjaan yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat, perencanaannya pun tidak boleh dibicarakan pada hari Sabat. Ini tentunya dapat dipahami, sebab semua perbuatan kita umumnya bermula dari dalam pikiran. Pertobatan kitapun dimulai di dalam pikiran, baharu kemudian direalisasikan dalam perbuatan. Ingatlah pada ceritera perihal salah seorang pembunuh yang bertobat, yang digantung di samping Jesus di bukit Golgotha. (Baca Lukas 23 : 32, 33, 39 - 43). Untuk inilah hamba Tuhan memperingatkan :
"Semua perkataan dan pemikiran harus dijaga. Mereka yang membicarakan masalah-masalah bisnis dan membuat berbagai perencanaan pada hari Sabat, dianggap oleh Allah seolah-olah telah terlibat dalam transaksi-transaksi bisnis yang sesungguhnya. Untuk menyucikan Sabat, janganlah membiarkan pikiran kita memikirkan perkara-perkara yang bersifat duniawi." - Testimony Treasures, vol. 2, p. 185.
(8) T a n y a : Bagaimanakah mutu atau kualitas Sekolah Sabat kita di waktu ini ? Kami sangat meragukannya, sebab pengetahuan para anggota tampaknya tidak pernah lagi bertambah. Bahkan pengetahuan terhadap apa yang disebut Roh Nubuatan dari pekabaran malaikat yang ketiga dari Wahyu pasal 14 itu, maupun pengetahuan terhadap ROH NUBUATAN dari Wahyu 19 : 10 itu sama sekali tidak ada. Bagaimanakah tanggapan Saudara
J a w a b : Mutu pendidikan dari sesuatu Sekolah sangat bergantung pada beberapa faktor, antara lainnya sebagai berikut :
- Penguasaan materi pelajaran oleh para guru,
- Luas dari materi pelajaran yang harus diberikan,
- Kesiapan para siswa dalam arti siap fisik (sehat) dan siap mental (lapar dan dahaga akan pengetahuan yang dipelajari).
- Adanya tata tertib dan disiplin yang dijunjung tinggi oleh semua pihak,
- Adanya sesuatu cita-cita bersama yang dikejar ...
- Harus ada pengamatan yang saksama secara periodik terhadap berbagai hasil yang telah dicapai.
Semua faktor di atas ternyata tidak ada di dalam Sekolah-Sekolah Sabat kita di seluruh dunia. Materi pelajaran Sekolah Sabat yang diberikan itu sendiri sangat kabur, sehingga tidak membimbing para gurunya untuk menguasainya. Luas dari materi pelajaran yang diberikan tidak jelas, entah dari mana sampai ke mana, sehingga seberapa tahunpun orang bersekolah, Alkitabnya tetap tidak pernah selesai dibicarakan.
Sementara itu para siswanya pada umumnya kurang sehat, sebab sekalipun fisik mereka itu sehat, namun rohaninya sama sekali tidak memperlihatkan adanya lapar dan dahaga akan kebenaran-kebenaran baru dari ROH NUBUATAN. Tidak adanya tata tertib dan disiplin yang perlu dianut, sehingga Sekolah Sabat telah dijadikan ajang adu argumentasi yang tidak habis-habisnya; dan hasil dari argumentasi itulah yang dianut sebagai kebenaran firman Allah. Demikianlah pendapat manusia terus dijunjung tinggi, sementara Roh Nubuatan dan ROH NUBUATAN makin hari makin tidak dikenal. Sementara itu Alkitab yang dimiliki itupun tidak pernah sepenuhnya dimengerti seluruh i s i n y a.
Tidak adanya cita-cita yang dikejar, sebab semuanya sama saja, baik umat Advent maupun orang-orang luar sama-sama sedang menunggui kedatangan Jesus yang kedua kali. Bahkan yang paling menyedihkan lagi, tidak adanya pengamatan sama sekali tentang seberapa jauh i s i Alkitab yang sudah berhasil digali, dan seberapa banyak lagi yang belum digali. Demikianlah kondisi kerohanian umat MAHK di waktu ini, yang oleh hamba Tuhan Nyonya White telah diramalkannya sebagai berikut :
"Pria dan wanita kini berada dalam jam-jam terakhir masa kasihan, tetapi pun mereka tidak acuh dan bodoh, sementara para pendeta tidak memiliki kuasa untuk membangunkan mereka; mereka sendiri sedang mengantuk. Pendeta-pendeta yang mengantuk itu sedang berhotbah kepada suatu umat yang mengantuk." - Testimonies, vol. 2, p. 337.
(9) T a n y a : Apakah yang dimaksud oleh rasul Paulus di dalam 1 Korinthi 11 mengenai wanita yang menutup kepalanya ? Bukankah ayat 15 itu menunjukkan bahwa rambutnya itu merupakan tudungnya ?
J a w a b : "Tetapi Aku ingin kamu mengerti," demikian kata Roh Suci, "bahwa kepala dari setiap kaum pria ialah Kristus; dan kepala dari wanita ialah kaum pria; dan kepala dari Kristus ialah Allah." - 1 Korinthi 11 : 3.
Perhatikanlah urutan dimana keilahian dan kemanusiaan berkaitan : Allah, Kristus, kaum pria, wanita. Demikianlah halnya, bahwa "setiap kaum pria yang berdoa atau bernubuat, dengan kepalanya tertutup, ia menghina kepalanya (Allah). Tetapi setiap wanita yang berdoa atau bernubuat dengan kepalanya terbuka, ia menghina kepalanya (kaum pria): karena itu juga seolah-olah ia telah dicukur. Karena jika wanita tidak bertudung, maka hendaklah ia juga dicukur (artinya, jika wanita tidak mau memakai topi, maka hendaklah ia memotong rambutnya) : tetapi jika ia itu memalukan bagi seorang wanita untuk dicukur rambutnya, maka hendaklah ia bertudung (hendaklah ia memakai topi). Karena kaum pria sesungguhnya tidak perlu menutup kepalanya, sebab ia adalah peta dan kemuliaan Allah : tetapi wanita adalah kemuliaan dari kaum pria." --- Ayat 4 - 8.
Ayat ini mengajarkan dengan jelas bahwa kaum pria harus membuka topinya apabila berdoa atau bernubuat (mengajar Injil), sedangkan wanita harus mengenakan topinya.
Orang tidak mungkin secara logis menyimpulkan dari ayat 15, bahwa rambut wanita ialah tudungan yang dimaksud. Sekiranya demikian itu halnya, maka secara logis kaum pria harus mencukur kepalanya untuk membuat perbedaan di antara keduanya.
Lagi pula, jika sekiranya rambut wanita merupakan tudungan yang dipersyaratkan, maka mengapakah Injil mengatakan ia harus mengenakannya pada waktu "berdoa dan bernubuat ?" Apa lagi yang dapat ia lakukan ? Dan mungkinkah ia melepaskan rambutnya (tudungan) sewaktu tidak berdoa, kalau bukan ia memakai wig (rambut palsu)?
Oleh sebab itu Injil memperjelaskannya, bahwa pada setiap kesempatan ibadah yang mempersyaratkan kaum pria untuk membuka topinya, mempersyaratkan juga wanita untuk mengenakan topinya.
(10) T a n y a : Kami adalah pengusaha susu sapi dengan sejumlah ekor sapi yang harus dilayani terus menerus setiap hari : harus diberi makan, dibersihkan kandangnya, diperah susunya, dan dihantarkan kepada para pelanggannya setiap hari. Mohon penjelasan, pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dihindari supaya tidak dilaksanakan pada hari Sabat ?
J a w a b : Hamba Tuhan mengatakan : "Ada beberapa kasus dalam mana Kristus telah mengijinkan untuk bekerja bahkan pada hari Sabat untuk menyelamatkan nyawa manusia maupun binatang. Tetapi jika kita melanggar tulisan dari perintah yang ke-empat itu bagi keuntungan kita sendiri dilihat dari segi keuangan, maka kita akan menjadi pelanggar Sabat lalu bersalah karena melanggar semua perintah, karena jika kita melanggar salah satunya, kita akan bersalah terhadap semuanya." - Testimonies, vol. 1, p. 532.
Hanya pekerjaan yang sangat mendesak demi melindungi sapi-sapi itu daripada penyakit dan kematian, yang boleh dilakukan pada hari Sabat. Contoh : memberi makan, untuk ini makanannya seyogyanya sudah dikumpulkan semenjak dari hari sebelumnya. Memerah susu: sekiranya pekerjaan ini masih bisa ditunda, maka supaya tidak dilakukan pada hari Sabat. Tetapi jika memang pekerjaan ini sangat mendesak agar supaya sapi-sapi itu tidak jatuh sakit, maka anda diperkenankan untuk melaksanakannya pada hari Sabat. Menghantarkan susu kepada para pelanggan; sekalipun pekerjaan ini sangat mendesak, namun karena tidak lagi berkaitan dengan nyawa dari sapi-sapi itu sendiri, maka pekerjaan ini supaya diatur tersendiri, sehingga tidak perlu melibatkan anda di dalamnya pada hari Sabat.
(11) T a n y a : Kami memiliki sebuah perusahan keluarga yang mempekerjakan sejumlah karyawan, baik yang beragama Advent pemelihara Sabat maupun yang tidak mematuhi Sabat. Untuk jenis-jenis pekerjaan yang tidak bisa dihentikan pada hari Sabat, ia itu diserahkan kepada karyawan yang tidak mengenal hukum Sabat. Dengan demikian, seluruh anggota keluarga kami berikut para karyawan yang seiman dapat dengan bebas berhenti pada hari Sabat. Sudah benarkah pengaturan yang sedemikian ini menurut Roh Nubuatan ?
J a w a b : Untuk kasus yang sedemikian itu hamba Tuhan Nyonya White mengatakan sebagai berikut:
"Seorang pemelihara Sabat tidak dapat membiarkan orang-orang yang dipekerjakannya, yang dibayar dari uangnya, untuk bekerja pada hari Sabat. Sekiranya karena alasan keuntungan ia membiarkan bisnisnya itu, dimana ia berkepentingan untuk diteruskan pada hari Sabat oleh rekannya yang tidak seiman ; maka adalah kewajibannya untuk menghentikan hubungan kerja itu, betapapun besarnya kerugian yang mungkin akan diakibatkannya. Orang dapat saja mengira bahwa mereka tidak mungkin dapat mematuhi Allah, tetapi mereka tidak mungkin dapat melawan-Nya. Mereka yang lalai dalam mematuhi kesucian Sabat akan menderita kerugian besar." - Review and Herald, March 18, 1884.
Kasus yang sama sedemikian ini dapat pula dipertanyakan, misalnya: 'Bolehkah orang Advent mempekerjakan SATPAM (Satuan Pengaman) untuk menjaga keamanan kantornya, atau pabriknya, atau kompleks perumahannya selama hari Sabat ?
(12) T a n y a : Selama ini kepada kita dihotbahkan agar selalu waspada terhadap "Hukum hari Minggu" yang sebentar lagi akan dipaksakan kepada kita sebagai umat MAHK. Benarkah hotbah yang sedemikian itu ?
J a w a b : Hukum Hari Minggu itu adalah salah satu alat penindas utama yang akan digunakan Musuh dalam masa kesusahan besar yang akan datang. Karena masa kesusahan besar itu baharu akan dimulai sesudah berdirinya kerajaan Daud yang akan datang, yaitu sesudah selesai pembersihan sidang jemaat Laodikea kita yang ada sekarang, maka dapatlah dimengerti bahwa kesusahan besar itu tidak lagi dapat melukai kita, sebab kondisi kerohanian kita pada waktu itu sudah suci, dan bahkan kita sudah dilengkapi dengan kuasa besar dari Roh Suci Hujan Akhir.
Orang-orang yang akan menghadapi dan mengalami kesusahan besar itu dalam sejarah yang akan datang, ialah mereka yang pada waktu ini masih berada di luar. Hamba Tuhan mengatakan :
"Ada terdapat orang-orang Kristen yang benar di setiap Gereja, termasuk pula di dalam persekutuan umat Romawi Katholik. Tidak seorangpun dapat dipersalahkan sebelum mereka memperoleh terang itu dan berhasil menyaksikan kewajiban (hukum) dari perintah yang ke-empat itu. Tetapi apabila kelak keluar keputusan yang memaksakan kepatuhan kepada sabat yang palsu itu, dan apabila seruan keras dari malaikat yang ketiga kelak melarang orang-orang menyembah binatang itu berikut patungnya, maka akan terdapat garis pemisah yang jelas di antara yang palsu dan yang benar. Kemudian mereka yang masih terus melanggar akan menerima tanda binatang itu." - Evangelism, pp. 234, 235.
Sesudah perempuan sundal besar yang melambangkan Babil yang besar itu menguasai dunia dalam sejarah yang akan datang, baharulah seruan keras dari malaikat yang ketiga itu disampaikan kepada semua orang Kristen yang benar, yang masih tertinggal di Babil untuk keluar daripadanya. Bacalah Wahyu 18 : 4. Mereka itulah yang akan menghadapi dan mengalami pemaksaan untuk mematuhi hukum hari Minggu itu di bawah ancaman "tidak boleh berjual beli" di dalam masyarakat, dan berbagai hukuman berat lainnya. Inilah yang dinubuatkan di dalam Wahyu 12 : 17 itu.
(13) T a n y a : Ada banyak orang yang telah diberikan status keanggotaan Gereja MAHK tanpa dibaptis. Alasannya karena mereka telah dibaptis secara diselamkan di Gereja-Gereja asal mereka yang semula. Bagaimanakah tanggapan Saudara ?
J a w a b : Perlu sekali disadari bahwa kita kini hidup di akhir zaman. Sebentar lagi masa kesusahan besar dari nubuatan Wahyu 12 : 17 itu akan dimulai. Hamba Tuhan mengatakan bahwa justru di waktu inilah terdapat beberapa bentuk Kristen yang harus dapat diidentifikasi dengan tepat, agar kita tidak mudah dapat dikelabui oleh mereka itu. Bentuk Kristen yang pertama ialah Kristen Babil. Ini dimaksudkan kepada Gereja-Gereja semenjak dari Gereja Protestan dari Luther sampai dengan Gereja Advent Hari Pertama dari Miller, yang kesemuanya sudah jatuh dalam dosa melawan terang dan telah tertinggal dalam kegelapan sebagian, menggenapi nubuatannya dari pekabaran malaikat kedua dari Wahyu 14 : 8.
Bentuk Kristen yang kedua, ialah Gereja Romawi Katholik. Sekalipun Gereja ini kini juga menggunakan Alkitab sebagai bahan pelajarannya, namun tidak seluruh isi Alkitab itu digali pengertiannya untuk dianut. Pada kenyataannya bentuk peribadatan mereka itu masih tetap s a m a seperti dahulu.
Bentuk Kristen yang ketiga, ialah Gereja Spiritisme, atau dalam bahasa Inggeris disebut "Spiritualism". Sesuai namanya itu, maka Gereja-Gereja kelompok ini lebih banyak mengandalkan pada berbagai kuasa roh yang melahirkan mujizat-mujizat penyembuhan dan berbagai mujizat lainnya. Karena manusia memiliki juga rohnya sendiri, maka mereka mengajarkan bahwa jiwa manusia itu tidak pernah mati.
Bentuk Kristen yang ke-empat, ialah Gereja kita sendiri yang terdiri dari dua kelas umat di dalamnya : masing-masing kelas lima anak dara yang bijaksana di satu pihak, dan kelas lima anak dara yang bodoh di lain pihak. Di sini doktrin Alkitab yang lengkap itu berada pada pihak kelas lima anak dara yang bijaksana itu saja.
Para calon baptisan yang berasal dari Gereja-Gereja Kristen Babil dapat saja dibebaskan dari persyaratan baptis, asalkan mereka sudah pernah dibaptis sesuai petunjuk kebenarannya di dalam Alkitab. Nyonya Ellen G. White dan saudara-saudaranya memperoleh baptisan mereka di Gereja Methodist. Sekalipun pendeta yang membaptis mereka itu dikenal sangat menentang Miller dan pekabarannya, dan bahkan tidak menyetujui baptisan secara diselamkan, namun baptisan mereka itu telah dianggap sah, karena ternyata mereka tidak lagi mengulangi baptisannya di Gereja MAHK.
Tetapi menghadapi para calon baptisan yang berasal dari Gereja-Gereja Spiritisme, kita seyogyanya sangat berhati-hati, sebab asal usul mereka itu tidak dikenal di dalam Roh Nubuatan. Gereja-Gereja mereka itu belum pernah dinyatakan "tertinggal dalam kegelapan sebagian" (Counsels on Sabbath School work, p. 28), sebab b e l u m p e r n a h satupun kebenaran ditawarkan kepada mereka sampai kepada hari ini. Sekalipun pengetahuan dan kepatuhan mereka pada isi Alkitab jauh lebih maju daripada Gereja-Gereja Kristen Babil yang ada, namun mereka itu adalah bukan umat Allah. Oleh sebab itu, maka setiap anggota baru yang berasal dari Gereja-Gereja mereka itu tetap harus dibaptis.
(14) T a n y a : Kepala dari binatang nubuatan Wahyu pasal 13 dan pasal 17 itu melambangkan Gereja. Ternyata ada tujuh buah kepala pada masing-masing binatang, yang melambangkan s e m u a Gereja Kristen selengkapnya di dalam periode sejarah dari masing-masing binatang itu. Berhasilkah juga perempuan sundal besar itu menduduki salah satu kepala yang melambangkan Gereja MAHK di bumi ini ?
J a w a b : Binatang dari Wahyu pasal 17 itu pada dasarnya merupakan patung dari binatang Wahyu pasal 13 sebelum salah satu kepalanya terluka pedang. Jadi binatang Wahyu pasal 17 itu melambangkan dunia selama masa kesusahan besar yang akan datang. Munculnya binatang itu bersama dengan perempuan sundal besar itu di atas kepala-kepalanya, memperlihatkan bahwa masa kesusahan besar itu baharu dimulai.
Sementara pada waktu itu juga Roh Suci Hujan Akhir sudah turun di Jerusalem, Palestina, atas mereka 144.000 Israel pilihan itu di dalam kerajaan Daud, yang baharu saja diresmikan pendiriannya oleh Jesus (Wahyu 14 : 1). Ini berarti Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang dilambangkan oleh sidang jemaat Laodikea sudah selesai dibersihkan menggenapi nubuatannya di dalam Jehezkiel pasal 9, Jesaya pasal 66 dan Maleakhi pasal 3. Dengan demikian tidak lagi ditemukan satupun Gereja MAHK di muka bumi ini untuk diwakilkan kepada salah satu kepala dari binatang Wahyu pasal 17 itu, untuk diduduki oleh perempuan sundal besar itu yang akan datang.
Jadi genaplah ucapan hamba Tuhan Nyonya White yang memperingatkan kepada kita sebagai berikut :
"Apabila seseorang bangkit, baik dari antara kamu ataupun dari luar, yang membawakan sesuatu pekabaran yang menyatakan bahwa umat Allah (Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh) termasuk dalam Babil, lalu menyatakan bahwa seruan keras ialah sebuah pekabaran untuk memanggil mereka keluar daripadanya, dapatlah diketahui olehmu bahwa ia itu tidak membawa pekabaran kebenaran." - Testimonies to Ministers, p. 41.
Ini berarti bahwa sampai kepada akhir sejarah dunia yang akan datangpun, perempuan sundal besar itu tidak akan pernah berhasil menguasai Gereja MAHK.
(15) T a n y a : Hamba Tuhan Nyonya White mengatakan : "Allah memberikan kepada manusia sembilan per sepuluh, sebaliknya ia menuntut sepersepuluh bagi maksud-maksud yang suci, sama seperti IA telah memberikan enam hari bagi manusia untuk pekerjaannya sendiri, tetapi mencadangkan dan menyisihkan hari yang ketujuh bagi diri-Nya. Karena seperti halnya Sabat, sepersepuluh bagian dari hasil tambah itu adalah suci. Allah telah mencadangkannya bagi diri-Nya sendiri." - Testimonies, vol. 3, p. 395. Bagaimanakah caranya bagi kita untuk juga dapat menyucikan uang-uang Perpuluhan milik Tuhan Allah itu ?
J a w a b : Menghitung besarnya jumlah uang perpuluhan yang terhutang sesungguhnya tidak sulit. Kesulitan itu pada umumnya terletak pada 3 (tiga) faktor utama yang berikut ini :
- Kesediaan membayar sepenuhnya hutang Perpuluhan itu,
- Kepada s i a p a seharusnya Perpuluhan-Perpuluhan itu disalurkan.
- Pada h a r i a p a seharusnya Perpuluhan-Perpuluhan itu diserahkan.
Setiap umat Tuhan seharusnya dapat menyadari, bahwa setiap upaya untuk menyucikan hari Sabat Tuhan Allah yang suci itu hanya dapat terlaksana, apabila semua petunjuk pelaksanaannya di dalam ROH NUBUATAN dipatuhi. Demikian pula halnya terhadap "Perpuluhan". Apabila kita mau melaksanakan pembayaran uang-uang Perpuluhan milik Allah itu sesuai petunjuk-petunjuk pelaksanaannya di dalam ROH NUBUATAN, maka kesucian Perpuluhan itupun akan dapat dipertahankan.
Kewajiban membayar Perpuluhan di akhir dunia sekarang ini jauh sebelumnya telah dinubuatkan di dalam Maleakhi 3 : 10. Karena ayat 10 itu tidak berdiri sendiri, maka kita seharusnya mempelajari nubuatan itu semenjak dari ayat 1 sampai dengan ayat 18. Bahkan ternyata pasal 3 itupun tidak berdiri sendiri, melainkan masih berkaitan sampai dengan pasal 4. Hamba Tuhan mengatakan :
"Maukah seseorang merampok Allah ? Tetapi kamu s u d a h merampok Aku. Tetapi katamu : Dalam apakah kami telah merampok Engkau ? Dalam Perpuluhan - Perpuluhan dan persembahan-persembahan. N u b u a t a n i n i berlaku terutama di akhir zaman." - Testimonies, vol. 1, p. 222.
Nubuatan Maleakhi pasal 3 itu terutama berlaku bagi kita umat MAHK, karena hanya kitalah sidang Tuhan di akhir zaman sekarang ini. Untuk itu carilah interpretasi nubuatan Maleakhi itu selengkapnya di dalam ROH NUBUATAN, maka akan kelak diketahui dengan pasti kepada siapa sebenarnya Perpuluhan-Perpuluhan itu seharusnya disalurkan, supaya kelak ada tersedia 'makanan' bagi dirimu dengan lengkap.
Selanjutnya untuk mengetahui pada h a r i a p a seharusnya Perpuluhan-Perpuluhan itu diserahkan, maka marilah kita mengikuti petunjuk pelaksanaannya di dalam ROH NUBUATAN sebagai berikut,
"Persoalan mengenai m e m b e r i ini tidak begitu saja diserahkan kepada spontanitas kita. Allah telah memberikan kepada kita petunjuk yang tetap mengenai hal ini. IA telah memerinci Perpuluhan-Perpuluhan dan persembahan-persembahan sebagai ukuran dari kewajiban kita. Maka IA menghendaki agar kita memberi dengan teratur dan secara berkala. Rasul Paulus menulis kepada sidang jemaat di Korinthi : "Berkenan dengan pungutan bagi umat kesucian, sebagaimana yang sudah ku pesankan kepada sidang-sidang jemaat di Galati, lakukanlah juga olehmu sedemikian itu. Pada hari yang pertama dari Minggu, hendaklah masing-masing kamu masukkan ke perbendaharaan sesuai dengan yang sudah diberkati Allah akan dia." Hendaklah masing-masing orang memeriksa dengan teratur penghasilannya yang semuanya merupakan berkat dari Allah, lalu pisahkanlah P e r p u l u h a n itu sebagai suatu dana yang terpisah, untuk dijadikan milik Tuhan yang suci. Dana ini, dalam hal apapun tidak boleh diserahkan untuk maksud apapun yang lain; ia itu untuk diserahkan h a n y a bagi menunjang pelayanan pemberitaan Injil. Sesudah Perpuluhan dipisahkan, maka berbagai pemberian suka rela dan persembahan ditentukan sesuai dengan yang telah diberkati Allah akan kamu." - Review and Herald, May 9, 1893. (Dikutip dari buku Counsels on Sabbath School Work, pp. 129, 130).
Tampak jelas, bahwa dalam pengalaman umat Tuhan di zaman rasul-rasul yang lalu, uang-uang Perpuluhan dan persembahan itu tidak pernah dipungut dari para anggota pada hari Sabat Tuhan Allah yang suci. Bahkan tidak pernah diserahkan secara demonstratif di depan umum di dalam kaabah seperti sekarang. Tuhan Allah telah memberikan kepada kita petunjuk yang tetap akan hal itu, agar supaya penyerahan uang-uang Perpuluhan dan persembahan itu tidak dilakukan di depan umum di dalam gedung-gedung gereja pada hari Sabat yang suci.
Kalau saja petunjuk pelaksanaan di dalam ROH NUBUATAN itu mau dipatuhi dalam melakukan pembayaran Perpuluhan dan persembahan kita, maka ROH ALLAH sendiri yang akan mengendalikan kesediaan kita untuk secara berkala mengembalikan uang-uang Perpuluhan itu sepenuhnya kepada perbendaharaan rumah Allah.
(16) T a n y a : Para pendeta, penginjil, guru, kolportir, dan semua pegawai Mission tidak membayar sendiri Perpuluhannya, karena Perpuluhan mereka itu dipotong langsung oleh pembayar gaji. Apakah dengan demikian itu mereka sudah dapat dianggap sebagai pembayar-pembayar Perpuluhan yang jujur dan setia ?
J a w a b : Tuhan Allah berfirman : "Bawalah olehmu semua perpuluhan-perpuluhan ke dalam perbendaharaan, agar supaya terdapat makanan di dalam rumah-Ku, dan cobailah akan Daku sekarang dengannya, demikianlah firman Tuhan serwa sekalian alam .." - Maleakhi 3 : 10.
Kata-kata : "Bawalah olehmu .... dan cobailah akan Daku sekarang ...." memperlihatkan suatu anjuran, dan bukan paksaan. Karena membayar Perpuluhan itu adalah salah satu perbuatan dari iman, maka kejujuran dan kesetiaan dari setiap anggota diuji dalam pembayaran Perpuluhannya. Mereka yang jujur dan setia mematuhi kewajiban Perpuluhannya akan dikaruniai berkat-berkat rohani maupun materi.
Sekiranya mereka yang perpuluhannya dipotong langsung oleh Mission dapat dianggap sebagai umat yang jujur dan setia membayar Perpuluhan, maka berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan pada ayat 10 dan ayat 11 itu sudah lama tampak pada pribadi-pribadi dan rumah-rumah tangga mereka. Kalaupun berkat materi yang dijanjikan belum sepenuhnya diperoleh, maka sedikit-dikitnya berkat rohani yang berupa kemahiran menguasai ROH NUBUATAN sudah akan tampak pada pribadi-pribadi mereka itu. Tetapi bagaimanakah kenyataannya ?
Kenyataannya justru terbalik. Tuhan Allah justru menuduh mereka : "Aku tahu semua perbuatanmu, bahwa engkau adalah dingin tidak hangatpun tidak. Aku ingin engkau dingin atau hangat .... Sebab katamu : Aku adalah kaya dan sudah meningkat kekayaanku, sehingga tidak memerlukan apa-apa lagi, padahal tidak engkau ketahui bahwa engkaulah orang yang malang, dan sengsara, dan miskin, dan buta, dan bertelanjang." - Wahyu 3 : 15, 17.
Tuduhan di atas adalah kepada malaikat sidang jemaat Laodikea, terutama kepada para pendeta dan pengikut-pengikutnya yang Perpuluhannya dipotong langsung oleh Mission. Karena mereka terus memusuhi Pekabaran Eliyah yang dinubuatkan di dalam Maleakhi pasal 3 dan 4, maka betapapun jujurnya mereka membayar Perpuluhannya, baik secara dipotong langsung ataupun membayar sendiri, mereka tidak akan pernah dapat menghayati Pekabaran Eliyah itu.
(17)T a n y a : Mengapakah orang-orang yang menolak pekabaran Eliyah pada umumnya lebih banyak diberkati rumah-rumah tangga mereka oleh Tuhan Allah daripada kami yang telah menyambut pekabaran itu semenjak dari bertahun-tahun yang lalu ?
J a w a b : Pada waktu Eliyah contoh saingan itu datang dalam tahun 1929 mengungkapkan rahasia nubuatan Maleakhi pasal 3 dan 4 itu di dalam sidang, maka kita sebagai seluruh bangsa Israel zaman ini telah didapati merampok Allah. Untuk itu kita dikutuk dengan "sesuatu kutuk" yang diucapkan Tuhan pada Maleakhi 3 : 9. Tetapi apabila kita bertobat dan mematuhi petunjuk perpuluhan di dalam ayat 10, maka kepada kita dijanjikan "sesuatu berkat" di dalam ayat itu juga.
Berkat yang dijanjikan pada Maleakhi 3 : 10 itu sebagaimana sudah dijelaskan di depan adalah berkat rohani saja. Oleh sebab itu, maka mereka yang dengan sengaja melalaikan tawaran berkat rohani itu tak dapat tiada akan terkena kutuk rohani, yaitu dosa yang tak terampuni lagi, karena mereka telah berdosa melawan terang dari sorga. Namun berkat materinya masih tetap ada karena Tuhan masih memberikan hujan dan panas kepada semua manusia yang baik maupun yang jahat dengan sama banyaknya. Tegasnya, kutuk badani belum dituangkan Tuhan ke dunia ini.
Oleh sebab itu janganlah kita berkecil hati. Sekalipun musuh-musuh Pekabaran Eliyah itu terus berpesta pora dalam kemakmuran materi mereka, namun dalam kondisi rohaninya yang buta itu mereka tidak lagi menyadari bahwa mereka adalah orang-orang terkutuk dalam pemandangan Allah.
(18) T a n y a : Dalam berbagai hotbah yang membicarakan Perpuluhan, seringkali beberapa anggota yang kaya dipromosikan sebagai anggota-anggota teladan, yang karena kesetiaan mereka membayar Perpuluhan di masa lalu, maka kini mereka menjadi penunjang-penunjang utama pekerjaan Tuhan di Indonesia dengan Perpuluhan-Perpuluhannya yang berjuta-juta pada setiap bulan. Semenjak dibaptis beberapa tahun lalu sampai kepada hari ini kamipun masih tetap mematuhi kewajiban Perpuluhan dengan setia. Namun kondisi perekonomian rumah tangga kami tetap merana. Artinya, kaya tidak miskinpun tidak. Kami yakin masih banyak anggota Gereja kita yang bernasib sama dengan kami. Ingin kami tanyakan adalah : (a) Apakah Tuhan Allah itu pilih kasih ? (b) Mengapakah Tuhan tidak konsekwen dengan janji-Nya di dalam Maleakhi 3 : 10, sehingga hanya beberapa gelintir orang yang diberkati dengan limpahnya ?
J a w a b : Membayar Perpuluhan adalah salah satu perbuatan iman. Orang melakukan pembayaran Perpuluhan karena mereka mengerti dan percaya (meyakini). Sesudah tulisan Maleakhi 3 : 10 itu dimengerti dan diyakini, maka Perpuluhan akan dibayar dengan harapan apa yang diyakini itu akan menjadi kenyataan. Namun karena kenyataannya sangat bertentangan, maka seyogyanya Anda mempertimbangkan kembali, apakah memang Tuhan Allah pilih kasih dan tidak konsekwen dengan janji-Nya, ataukah memang karena nubuatan Maleakhi 3 : 10 itu sudah salah diartikan kepada kita selama ini.
Kita mempunyai Khalik Pencipta yang adil dan konsekwen dengan kata-kata-Nya, maka IA tidak mungkin pilih kasih dan tidak konsekwen dengan kata-kata-Nya itu. Oleh sebab itu, maka nubuatan Maleakhi 3 : 10 itu tak dapat tiada sudah salah diartikan di antara kita selama ini.
Oleh sebab itu hendaklah dipahami sekarang, bahwa tulisan Maleakhi 3 : 10 itu adalah bagian dari n u b u a t a n Maleakhi pasal 3 dan 4. Jadi, sekalipun petunjuk perihal Perpuluhan itu terdapat hanya di dalam Maleakhi 3 : 10, namun maksud dan tujuan dari Perpuluhan itu harus ditelusuri kembali ke belakang dimulai dari Maleakhi 3 : 1. Sesudah itu supaya diikuti ke depan sampai dengan Maleakhi pasal 4. Dengan demikian akan kita temui sebuah nubuatan yang lengkap dan utuh, yang meramalkan tentang akan datangnya seseorang nabi Eliyah contoh saingan dengan pekabarannya yang akan mempersiapkan kita untuk menyambut Jesus yang akan datang ke kaabah-Nya di bumi ini.
Berkat yang dijanjikan pada Maleakhi 3 : 10 itu adalah hanya berkat rohani. Sedangkan berkat materinya dijanjikan pada ayat 11. Dengan demikian, setelah pekabaran Eliyah itu datang dalam tahun 1929 yang lalu, maka semua mereka yang membayar Perpuluhan menunjang Pekabaran tersebut telah berhasil menikmati berkat-berkat rohani yang berlimpah ruah sesuai kata-kata dari Maleakhi 3 : 10 itu. Mereka telah membuktikan, bahwa karena tidak cukup tempat untuk menampungnya sendiri, maka berkat-berkat rohani itu telah dibagi-bagikannya dengan cuma-cuma ke hampir seluruh dunia MAHK termasuk pula Indonesia.
Padahal berbagai berkat materi dari para anggota teladan yang dipromosikan dari atas mimbar-mimbar gereja selama ini pada umumnya ditampung sendiri, dan jarang sekali dapat dinikmati oleh sesama anggota yang lainnya.
Sesungguhnya apabila janji berkat dari tulisan Maleakhi 3 : 10 itu diinterpretasikan sebagai berkat materi, maka Gereja-Gereja Protestan dan Pentakosta lebih banyak memiliki anggota-anggotanya yang berkekayaan materi jauh lebih berlimpah ruah daripada kekayaan para anggota teladan MAHK yang dibangga-banggakan oleh para penghotbah kita. Sebab apa ? Karena mereka itu juga kini membayar Perpuluhan mematuhi petunjuk Maleakhi 3 : 10 sambil mendambakan berkat-berkat materi yang sama.
Jelaslah dipahami, bahwa oleh mengartikan berkat dari Maleakhi 3 : 10 itu kepada jenis berkat materi, maka para penghotbah dengan sengaja memperlihatkan Tuhan Allah ke hadapan kita sebagai Khalik Pencipta yang pilih kasih dan tidak konsekwen pada kata-kata firman-Nya sendiri, karena belum pernah tulisan Maleakhi 3 : 10 itu sepenuhnya digenapi di antara kita dalam pengertian sedemikian itu.
* * *
|